BENARKAH DERAJAT PEREMPUAN MEMBAIK SETELAH DATANGNYA ISLAM?

Shahil Talib 23 Juni jam 11:42
Ini Hadith atau Athar yang ditulis di kotak komentar blog saya…Saya tidak tahu Hadith ini dikritik atau tidak…saya tidak tahu apakah semua perawinya adil…maka mohon dikomentar seperti kamu mengomentar Hadith yagn ditulis Paulus Rasul.

_____________

BENARKAH DERAJAT PEREMPUAN

MEMBAIK SETELAH DATANGNYA ISLAM?

Bertentangan dengan kepercayaan umum kaum Muslim, Islam TIDAK sedikitpun meningkatkan derajat perempuan di Arab Saudi. Malah merendahkan. Salah satu bukti terdapat dalam Hadith:

Bukhari Volume 3, Buku 43, Nomor 648
Narasi Abdullah bin Abbas:
“Saya ingin bertanya kepada Umar tentang kedua perempuan diantara para isteri Nabi yang dikatakan Auwloh: “Jika kedua diantara kalian bertobat kepada Auwloh …”
Saya mengatakan, “Wahai Ketua!” Siapa kedua perempuan di antara isteri Nabi yang disebut Auwloh sebagai “Jika kedua diantara anda bertobat kepada Auwloh”? (66.4) Ia menjawab, “Saya heran atas pertanyaan anda, Wahai Ibn Abbas, tentu mereka adalah Aisha dan Hafsa.”

Lalu Umar meneruskan narasi dan mengatakan:
“Saya dan tetangga saya dari suku Ansari dari Bani Umaiya bin Zaid yang dulunya tinggal di “Awali al Medina” bergantian menemui Nabi Muhamad…
Kami, suku Quraish dulunya memiliki kuasa atas perempuan, tetapi setelah tinggal dengan suku Ansar, kami melihat bahwa para perempuan-lah yang memiliki kekuasaan atas lelaki. Kemudian perempuan kami juga mulai mengikuti contoh perempuan Ansari. Suatu kali saya berteriak kepada isteri saya… tetapi isteri saya berbalik menyahut dan saya tidak suka. Isteri saya mengatakan “Mengapa kau tidak suka jika saya menyahutmu? Demi Auwloh, para isteri Nabi menyahuti Nabi dan beberapa dari mereka dilarang berbicara padanya sehari semalam.” Apa yang dikatakannya membuat saya takut dan saya mengatakan kepada isteri saya, “Siapapun yang melanggar (perintah), akan kalah…”

Seperti anda lihat, Umar mengeluh bahwa setelah sampai di Medina, kaum Quraish–yang percaya bahwa lelaki berkuasa terhadap perempuan–melihat bahwa perempuan Ansari lebih memiliki kekuasaan terhadap kaum lelaki.

Tidak aneh kalau perempuan Mekah sadar derajat mereka lebih rendah ketika melihat hak-hak yang dinikmati kaum perempuan Yahudi dan Ansari di Medina. Perempuan Mekah lalu menuntut persamaan hak. Ini kemudian tidak disukai 2 lelaki tradisionalis (misogynist) di Mekah. Pembicaraan antara kedua tokoh penttng dalam Islam ini jelas menunjukkan ketidaksenangan mereka melihat isteri-isteri mereka menikmati kebebasan.

Kaum Arab tidak biasa mencatatkan sejarah mereka. Tidak banyak diketahui dari gaya hidup budaya pra-Islam mereka. Versi sejarawan muslim adalah bahwa jaman itu adalah jaman jahilyah dan bahwa sebelum datangnya Islam mereka orang ganas yang mengubur hidup-hidup bayi-bayi perempuan. Selain itu mereka dikatakan suka berperang. Dikatakan bahwa harga perempuan jaman jahiliyah itu lebih rendah dari onta. Datanglah Muhamad yang meningkatkan harga diri perempuan-perempuan tsb. TETAPI Hadis yang disebutkan diatas menunjukkan fakta bertentangan. Hadis itu menunjukkan bahwa perempuan Arab dimanapun, kecuali di Mekah, memiliki lebih banyak hak yang kemudian dicabut oleh Islam. Ini juga menunjukkan bahwa perlakuan rendah terhadap perempuan dalam Islam bukan Mandat dari Atas tetapi dari tata cara perlakuan kaum Qurash terhadap kaum perempuan mereka. Muhamad yg berasal dari Qurash terbiasa dengan perlakuan terhadap perempuan macam itu dan baginya: begitu memang seharusnya. Inilah yang dijadikan dasar perlakuan terhadap perempuan dalam agama dan buku suci Muhamad

Shahil Talib 23 Juni jam 11:45
I WANT YOU
June 22, 2010

Surah 33.30
“Hai istri-istri Nabi, siapa di antara kalian yang terlibat perbuatan tidak pantas, niscaya akan dilipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan hal demikian itu mudah bagi Auwloh.

31. Dan siapa di antara kalian (istri-istri Nabi) tetap taat pada Auwloh dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.

Ia sering memperingatkan isteri-isterinya agar tidak menarik perhatian orang lain dengan menutupi tubuh mereka.

32. Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti perempuan lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah sembarang dalam berbicara seperti orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik,

33. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Auwloh dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Auwloh bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan bersihkan dan tak bernoda.

Surah tersebut diatas jelas menunjukkan kekhawatiran seorang bandot tua akan isteri-isteri mudanya: mereka perlu dikontrol. Ironisnya, aturan yang khusus dimaksudkan bagi isteri-isteri nabi menjadi bagian dari Syariah dan diterapkan selama 1400 tahun disemua negara berpenduduk Islam. Muhamad berkali-kali menekankan pentingnya isteri mematuhi suami. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan isteri-isteri muda Muhamah yang perlu dikontrol? Mereka kadang malas mengikuti aturan Muhamad, tetapi kalau aturan itu datang dari Auwloh, mereka tidak berani bantah. Setiap kali Muhamad menghadapi problem rumah tangga, datanglah “Auwloh” dengan wahyu-wahyunya.

Surah 66:5
Jika ia menceraikan kalian, Auwloh akan memberikan padanya isteri-isteri yang lebih baik dari kalian; muslimah yang percaya dan taat kepada Auwloh, bertobat kepada Auwloh, mengagungkan Auwloh, khusuk dalam puasa … baik janda maupun perawan.

Salah satu bukti bahwa perempuan Arab memiliki lebih banyak hak sebelum datangnya Islam adalah bahwa Khadijah, sebelum bertemu Muhamad, adalah perempuan sukses yang memiliki usaha sendiri dan mempekerjakan banyak orang termasuk lelaki. Muhamad bahkan salah satu pekerjanya. Nah, mana ada cerita perempuan Islam memiliki bisnis sendiri setelah era Muhamad?

Bagi Muhamad perempuan tidak lebih dari obyek seks. Dilaporkan bahwa ia tidak suka berjabatan tangan dengan perempuan, dan memberikan tugas itu kepada pengikutnya. Apa yang begitu seksual dari kegiatan berjabatan tangan? Mungkin sang Nabi tercabik-cabik antara nafsu seksual dan statusnya sebagai nabi. Sesuatu terjadi dalam benaknya sehingga membuatnya merasa bersalah kalau sampai menyentuh perempuan.

Nabi Auwloh ini juga merasa bahwa derajat intelektualitas perempuan jauh dibawah lelaki, bahwa mayoritas penghuni neraka adalah perempuan karena mereka tidak tahu terima kasih, bukan terhadap Auwloh, tetapi terhadap suami mereka. Ini yang dikatakannya:

Bukhari Volume 2, Buku 24 Nomor 541
Narasi Abu Said al-Khudri: Pada Idul Fitri atau Idul Adha, Nabi Muhamad saw keluar dari musolah. Setelah selesai solat ia menyampaikan ceramah dan memerintahkan orang untuk memberikan zakat. Ia mengatakan “Wahai pengikut, berikanlah zakat” dan ia beralih kepada para perempuan “Wahai perempuan, berikanlah zakat. Karena saya melihat mayoritas penduduk Neraka adalah perempuan.”

Para perempuan bertanya “Wahai Nabi, apa alasannya?” Ia menjawab “Wahai Perempuan, kalian sering mengutuk dan tidak berterima kasih kepada suami. Saya belum pernah melihat kaum yang begitu rendah dalam tingkat intelektualitas dan agama selain kalian. Wahai perempuan, diantara kalian akan menggoda lelaki baik-baik ke jalan tidak benar.”

Sulit dimengerti bagaimana seseorang yang percaya bahwa:

– perempuan bertanggung jawab membawa lelaki ke jalan yang tidak benar dan,

– bahwa mayoritas penduduk Neraka adalah perempuan karena mereka tidak berterima kasih kepada suami dan,

– bahwa derajat intelektualitas perempuan tidak memadai,

sanggup menghormati perempuan. Hadis-hadis macam ini seringkali terulang.

Dalam versi berikut Muhamad menjelaskan alasannya mengapa perempuan dianggap rendah dalam segi intelektualitas.

Bukhari Volume 1, Buku 6, Nomor 301
Narasi Abu Said Al-Khudri: Begitu Rasulullah keluar dari musolah Idul Adha atau Idul Fitri ia mengatakan: “Hai Perempuan! Berikanlah zakat, karena saya meilhat mayoritas penduduk Neraka adalah perempuan.”
Mereka bertanya “Mengapa demikian hai Rasulullah?”
Ia menjawab, “Kalian sering mengutuk dan lebih rendah derajat intelektualitas dan agama. Lelaki baik-baik bahkan kalian bawa ke jalan tidak benar.” Para perempuan bertanya, “Hai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan rendah derajat intelektualitas dan agama?”
Ia balik bertanya “Bukankah kesaksian DUA perempuan sama dengan kesaksian SATU lelaki? Mereka menjawab ya.
Rasulullah kemudian mengatakan “Itulah yang dimaksud dengan rendahnya derajat perempuan dalam intelektualitas. Bukankah benar bahwa perempuan tidak dapat solat ataupun berpuasa kalau sedang datang bulan?“
Mereka menjawab ya.
Rasulullah mengatakan “Itulah yang dimaksud dengan rendah derajat dalam intelektualitas dan agama.”

Shahil Talib 23 Juni jam 11:45
Tetapi lihatlah absurdnya alasan-alasan tersebut diatas. Apa atau siapa yang menentukan kesaksian perempuan setengah dari kesaksian lelaki? Sang Nabi atau tradisi waktu itu? Bagaimanapun, aturan yang absurd ini bukan bukti kekurangan intelektualitas perempuan. Nabi Auwloh itu selalu menggunakan alat favoritnya: RASA TAKUT. Auwlohnya Muhamad bahkan tidak sungkan-sungkan mengirimkan perempuan yang tidak patuh kepada suami ke neraka.

Bukhari Volume 1, Buku 6, Nomor 161:
Narasi Abdulah bin Abbas: Saya juga melihat Api Neraka dan belum pernah melihat hal yang lebih mengerikan. Saya melihat bahwa kebanyakan penduduk Neraka adalah perempuan.” Orang kemudian bertanya “Wahai Rasulullah, mengapa demikian?” Rasulullah menjawab “Karena mereka tidak tahu terima kasih.” Apakah mereka tidak berterima kasih kepada Auwloh? Rasulullah menjawab “Mereka tidak berterima kasih kepada suami dan kepada tindakan baik suami … Jika lelaki bermurah hati kepada perempuan selama hidupnya dan perempuan melihat sesuatu yang tidak memuaskan dalam lelaki, ia akan mengatakan “Saya belum pernah mendapatkan satupun hal baik darimu.”

Namun tidak ada sepatah kata apapun tentang hukuman yang diterima suami kalau tidak memperlakukan isteri dengan baik. Malah, para suami DIANJURKAN untuk melecehkan isteri mereka lewat perkataan, secara emosi maupun fisik. Ya, inilah tepatnya apa yang dianjurkan Auwloh:

Surah 4:34:
Lelaki adalah penguasuh perempuan karena Auwloh menciptakan yang satu lebih tinggi derajatnya dari yang lain dan juga karena mereka (kaum lelaki) menggunakan bagian dari harta mereka; perempuan baik adalah mereka yang taat, menjaga aurat sebagaimana Auwloh menjaganya; dan kalau isteri tidak patuh, tegurlah mereka dan tinggalkan mereka sendirian dalam pelaminan dan PUKUL mereka; baru setelah mereka patuh jangan lagi menjauhkan mereka ….”

Kalau ada diantara anda yang meragukan posisi perempuan dalam Islam, surah tersebut diatas menjelaskannya. Jelas-jelas dikatakan bahwa lelaki adalah pengasuh perempuan, mengambil alih kebebasan dan otonomi mereka, membuat mereka tergantung lelaki. Lelaki adalah boss rumah tangga karena ia pencari nafkah. Ini menunjukkan bahwa perempuan tidak mampu atau tidak diperbolehkan bekerja. Perempuan hanya pantas tinggal di rumah, beranak, jaga anak dan berterima kasih atas makanan yang didapat dari nafkah suami. Dengan lain kata, perempuan tidak lebih dari BUDAK. Tetapi muhamad tidak berhenti disini. Ia bahkan memerintahkan lelaki untuk melecehkan isteri mereka, secara fisik dan seksual, seperti binatang. Superioritas lelaki terhadap perempuan ini juga diratifikasi dalam Surah 2:228 yang mengatakan “lelaki adalah satu derajat diatas perempuan.”

Versi Hadis lainnya sehubungan dengan derajad perempuan:
Sahih Muslim, Buku 004, Nomor 1926
Jabir bin Abdullah melaporkan: Saya bersholat dnegan Rasulullah pada hari Id. … dan kepada sekelompok perempuan yang ditemuinya ia berceramah dan menegur mereka, dan meminta mereka agar memberikan zakat karena kebanyakan dari mereka adalah bahan bakar neraka. Seorang perempuan bertanya “Mengapa demikian Rasulullah? Ia mengatakan kalian selalu mengomel dan menunjukkan ketidakpuasan terhadap suami. Dan lalu mereka memberikan zakat dengan menyerahkan perhiasan yang mereka kenakan …

Singkatnya, guna meningkatkan pengikut Rasulullah menggunakan taktik menakut-nakuti (scare tactics). Lihatlah bagaiman Auwloh membandingkan perempuan dgn setan

Shahil Talib 23 Juni jam 11:47
Bukhari Volume 1, Buku 6, Nomor 301
Jabir melaporkan bahwa Muhamad saw melihat seorang perempuan dan ia meminta isterinya Zainab yang sedang bekerja, agar mengijinkannya melakukan hubungan seksual dgn Zainab. Muhamad saw kemudian menemui rekan2nya dan mengatakan kepada mereka ; PEREMPUAN ITU DATANG DAN PERGI DALAM BENTUK SETAN. Jadi kalau kalian melihat perempuan, pergilah kepada isteri kalian. Dengan cara itulah kalian bisa mengusir nafsu yang membakar dalam hati.

ANDA PATUT BERTANYA: seorang nabi mata keranjang horny melihat perempuan lain dan melampiaskan nafsu seksualnya ini terhadap isterinya? Bayangkan bagaimana perasaan seorang isteri kalau tahu bahwa ia hanya digunakan sebagai alat pemuasan nafsu suaminya terhadap perempuan lain?

Ada beberapa surah dalam Quran dan Hadis yang mengejutkan. Yang satu ini, menurut saya, yang paling dahsyat.

Bukhari Volume 4, Buku 54, Nomor 460
Narasi Abu Huraira: Rasul Auwloh mengatakan, “Jika seorang suami memanggil isteri ke tempat tidur (untuk senggama) dan perempuan itu menolak dan mengakibatkan sang suami tidur selagi marah, para malaikat akan mengutuknya sampai keesokan hari.”

Hadis tersebut diatas mengundang pertanyaan, apakah benar Auwloh tidak punya kesibukan lain selain mengurusi kenikmatan seksual rasul-rasulnya ? Tidak masuk akal Tuhan membiarkan malaikat-malaikatNya mengutuki perempuan yang menolak memuaskan nafsu birahi suami. Hadis macam ini diulangi berkali-kali sehingga membuat saya bertanya jangan-jangan Auwloh itu memiliki nafsu birahi yang tidak terkontrol dan menikmati melihat pengikutnya bersenggama.

Sahih Muslim, Buku 008, Nomor 3367
“Abu Huraira melaporkan Rasulullah sebagai mengatakan: …jika seorang suami memanggil isteri ke pelaminan, dan isterinya tidak menanggapi, selama suaminya tidak senang dengan perempuan itu, IA yang di surga juga akan tidak senang.”

Dan

Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomor 122
Narasi Abu Huraira: Rasulullah mengatakan, “jika seorang perempuan tidur tidak dipelaminan suami, maka para malaikat akan mengirimkannya kutukan kecuali ia kembali ke suaminya.

Mengapa seorang rasul suci begitu sibuk membahas urusan seksual? Mungkinkah bahwa Rasulullah sudah mencapai usia lanjut? Mungkin giginya mulai rontok dan nafasnya tidak sedap. Sementara isteri-isterinya berusia muda. Mereka menikmati status First Ladies di Arabia, tetapi enggan menemani Rasulullah di pelaminan. Mungkin ancaman dikutuk malaikat dan ketidaksenangan Auwloh adalah cara Rasulullah memaksa isteri-isterinya untuk tidur dengannya.

Saya bukan perempuan tetapi saya-pun tersinggung kalau hal tersebut diatas dipaksakan kepada saudara perempuan saya. Berikut ini adalah ayat yang paling merendahkan bagi perempuan oleh Rasulullah:

Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomor 33
Narasi Usama bin Zaid: Rasulullah mengatakan… “saya telah meninggalkan lebih banyak sengsara (affliction) terhadap kaum perempuan daripada kaum lelaki.”

Sahih Muslim Buku 008, Nomor 3466:
Abu Huraira melaporkan Rasulullah berkata: Perempuan seperti tulang rusuk. Jika kau mencoba meluruskannya, kau akan mematahkannya. Jika kau membiarkannya, kau akan tetap mendapat manfaatnya, tetapi ketidaklurusan akan tetap berada didalam (hati)-nya.

Hadis-hadis macam ini sering diulangi oleh narator-narator lain.
Bagaimana Ummah bisa menghormati perempuan jika sang rasul saja merendahkan mereka? Kalau sang Rasul saja mengejek derajat agama perempuan, intelek dan hak perempuan, apa yang bisa diharapkan dari pengikutnya?

Standar moralitas dan etis Rasulullah bisa dilihat dari contoh dan cerita kehidupannya. Simaklah:

Bukhari Volume 4 Buku 55, Nomor 623
Narasi Abu Musa: Rasulullah mengatakan, “Banyak diantara kalian lelaki mencapai tingkat sempurna, tetapi tidak satupun diantara perempuan mencapai tingkat ini kecuali Aisha, isteri Faraoh dan Mariam, puteri Imran. Dan tidak diragukan, superioritas Aisha dibanding dengan perempuan lain seperti membandingkan Tharid dengan hidangan lain (membandingkan daging dengan roti).

Nilai-nilai etik dan standar moral Rasulullah bisa disimak dari contoh kelakuan dan cerita tentang hidupnya. Seperti dibawah ini:

Bukhari Volume 7, Buku 63, Nomor182:
Narasi Abu Said: Kami pergi dengan Rasulullah ke sebuah taman bernama Ash-Shaut… Rasul mengatakan, “Duduklah disini,” dan pergilah Rasul kedalam taman tersebut. Seorang perempuan dari Bani Jaun menetap di rumah milik Umakima bint An-Num’manm bin Sharahil …Ketika Rasul memasuki rumahnya, ia mengatakan padanya “Relakan dirimu padaku.” Perempuan itu menjawab, “Apakah seorang puteri raja bisa memberikan dirinya kepada rakyat biasa?” Rasul menyentuhnya guna menenangkannya. Perempuan itu mengatakan “Saya mencari perlindungan Auwloh agar jauh darimu.” Rasul mengatakan, “Kamu sudah mendapatkan perlindungan dari Sang Maha Pelindung.”

Lalu Rasul datang kepada kami dan mengatakan “O Abu Usaid! Berikan padanya dua baju putih dan biarkan ia kembali kepada keluarganya.”

Apakah sang Rasul tidak puas dengan perempuan yang sudah ia miliki? Apakah ia harus menggenjoti setiap perempuan yang ditemuinya? Kalau ini kelakuan Idi Amin atau milyoner bejat, masih bisa dimengerti. Tapi ini NABI! Utusan Yang Maha Kuasa! Muhamad ini begitu dirasuki nafsu birahi sampai menuntut perempuan harus meng”hadiah”kan diri baginya… Kalau kemauannya ditolak ia membalas dengan kekerasan …tapi kalau ia sadar akan tindakan cabulnya itu dan merasa bersalah, sang Rasul tidak malu-malu memberi sogokan kepada korban (dengan memberi dua baju putih, seperti kisah di atas). Inikah tabiat orang yang bermental stabil?

Rasulullah tidak menghormati perempuan. Baginya, perempuan melambangkan segala sesuatu yang ia benci. Ia menganggap perempuan sebagai pembawa sengsara. Kalau ia bermimpi tentang perempuan berkulit hitam, ia menginterpretasikannya sebagai tanda datangnya epidemi (penyakit).

Bukhari Volume 9, Buku 87, Nomor163
Narasi ayah Salim: Rasulullah mengatakan, “Saya melihat dalam mimpi seorang perempuan berkulit hitam dengan rambut tidak tersisir keluar dari Medina dan bersinggah di Mahai’a. Saya mengartikannya sebagai ditularkannya epidemi Medina kepada Mahai’a, yaitu Al-Juhfa.”

Bintang Asy Syura 24 Juni jam 5:32

the murtadin mengatakan :

Hadis ini menggambarkan alasan wahyu dari ayat 66: 4 dari Quran. Ayat tersebut mengatakan: “Jika kamu dua bertobat kepada-Nya, hati Anda memang jadi cenderung; Tapi kembali jika kamu saling melawan dia, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya, dan Gabriel, dan (setiap satu) orang benar di antara mereka yang percaya , – dan selanjutnya, para malaikat – kembali akan (kepadanya) sampai. ”
Omar menjelaskan bahwa kedua wanita itu Hafsa dan Aisyah yang menjadi tidak menghormati nabi membuatnya kesedihan sampai ia memikirkan menceraikan semua istri-istrinya. Berikut ini kisah penuh.
Bukhari Volume 3, Buku 43, Nomer 648:
Diriwayatkan Abdullah bin ‘Abbas:
Aku sudah ingin bertanya ‘Umar tentang dua wanita dari kalangan istri-istri Nabi tentang siapa Allah berkata (dalam perkataan Al Qur’an): Jika kalian berdua (istri-istri Nabi yaitu Aisha dan Hafsa) bertobat kepada Allah hati Anda memang begitu ingin (untuk menentang apa yang disukai Nabi) (66,4), sampai melakukan haji bersama Umar (dan dalam perjalanan kembali dari haji) ia pergi ke samping (untuk menjawab panggilan alam) dan saya juga pergi samping bersama dengan dia membawa gelas air. Ketika ia telah menjawab panggilan alam dan kembali. Aku menuangkan air di tangannya dari gelas dan dia melakukan wudhu. Aku berkata, “Wahai Ketua beriman! “Siapa kedua wanita dari antara istri-istri Nabi untuk siapa Allah berfirman:
“Jika kalian berdua kembali dalam pertobatan (66,4)? Dia berkata, “Aku heran pada pertanyaan Anda, Wahai Ibnu Abbas ‘. Mereka Aisha dan Hafsa. ”
Kemudian ‘Umar melanjutkan, terkait narasi dan berkata. “Saya dan tetangga saya Ansari dari Bani bin Zaid Umaiya yang dulu tinggal di ‘Awali Al-Madinah, digunakan untuk mengunjungi Nabi secara bergiliran. Dia sering pergi satu hari, dan aku hari lain. Ketika saya pergi saya akan membawanya berita tentang apa yang terjadi hari itu mengenai petunjuk dan perintah dan ketika dia pergi, dia digunakan untuk melakukan hal yang sama bagi saya. Kami, orang-orang Quraisy, digunakan untuk memiliki otoritas atas perempuan, tetapi ketika kami datang untuk hidup dengan Ansar, kami melihat bahwa wanita Ansari berada di atas angin atas laki-laki mereka, sehingga perempuan kami mulai mendapatkan kebiasaan wanita Ansari. Setelah saya berteriak pada istri saya dan dia membayar saya kembali koin saya dan saya tidak suka bahwa ia harus menjawab saya kembali. Dia berkata, “Mengapa kau bawa sakit yang balasku atas kamu? Demi Allah, istri-istri Nabi retort kepadanya, dan beberapa dari mereka tidak boleh berbicara dengannya untuk sepanjang hari sampai malam “Apa katanya takut dan aku berkata padanya,” Siapa pun di antara mereka melakukannya, akan menjadi. pecundang besar “Kalau begitu. Aku berpakaian sendiri dan pergi ke Hafsa dan bertanya,” Apakah ada di antara kalian tetap Rasul Allah marah sepanjang hari sampai malam “Dia menjawab dengan tegas?. Aku berkata, ‘Dia adalah orang yang kehilangan hancur (dan tidak akan pernah sukses)! Apa dia tidak takut bahwa Allah akan menjadi marah karena kemarahan Rasul Allah dan dengan demikian ia akan rusak? Jangan tanya Rasul Allah terlalu banyak hal, dan jangan membalas kepadanya dalam hal apapun, dan tidak meninggalkannya. Permintaan dari saya apa pun yang Anda suka, dan jangan tergoda untuk meniru tetangga Anda (misalnya ‘Aisha) dalam tingkah lakunya terhadap Nabi), karena ia (yaitu Aisyah) lebih cantik dari Anda, dan lebih dikasihi Rasul Allah.
Pada hari-hari itu dikabarkan bahwa Ghassan, (suku yang tinggal di Syam) bersiap kuda mereka untuk menyerang kita. teman saya pergi (kepada Nabi pada hari gilirannya, pergi dan kembali kepada kami di malam hari dan mengetuk pintu saya keras, menanyakan apakah saya sedang tidur. aku takut (oleh ketukan keras) dan keluar kepadanya. Dia mengatakan bahwa hal yang besar telah terjadi aku bertanya: Apa itu Apakah Ghassan datang?? Dia menjawab bahwa hal itu buruk dan lebih serius dari itu, dan. menambahkan bahwa Rasul Allah telah menceraikan semua isterinya. aku berkata, Hafsa adalah hancur pecundang! saya diharapkan akan terjadi beberapa hari “Jadi saya berpakaian sendiri. dan menawarkan doa Fajr dengan Nabi. Lalu Nabi memasuki ruang atas dan tinggal di sana saja. saya pergi ke Hafsa dan menemukan dia menangis. Aku bertanya kepadanya, ‘ mengapa engkau menangis Apakah tidak? saya memperingatkan Anda? Apakah Rasul Allah menceraikan kamu semua ‘Dia menjawab, “Aku tidak tahu?. Dia ada di ruang atas.’ Saya kemudian keluar dan datang ke mimbar dan ditemukan sekelompok orang di sekitarnya dan beberapa dari mereka menangis. Lalu aku duduk bersama mereka untuk beberapa waktu, tetapi tidak tahan situasi Jadi aku pergi ke ruang atas di mana Nabi itu dan diminta untuk budak hitam. Nya: ” Apakah Anda mendapatkan izin (Rasul Allah) bagi Umar (untuk masuk)? budak itu masuk ke dalam, berbicara kepada Nabi tentang hal ini dan keluar berkata, ‘saya sebutkan Anda kepadanya tapi dia tidak menjawab “Jadi., saya pergi dan duduk dengan orang-orang yang duduk di mimbar, tapi aku tidak tahan situasi, jadi aku pergi ke budak lagi dan berkata: “Apakah Anda mendapatkan ia izin untuk Umar Dia pergi? dalam dan membawa jawaban yang sama seperti sebelumnya. Ketika saya pergi, lihatlah, budak memanggilku dan berkata, “Rasulullah telah memberikan izin” Jadi., aku masuk atas Nabi dan melihat dia berbaring di atas tikar tanpa pernikahan di atasnya, dan tikar telah meninggalkan jejak di tubuh Nabi, dan ia bersandar pada sebuah bantal kulit yang diisi dengan kebakaran sawit. aku menyapanya dan sambil tetap berdiri, aku berkata: “Apakah kamu menceraikan istri-istrimu” Dia mengangkat matanya ke saya dan menjawab dengan negatif?. Dan lalu saat masih berdiri, aku berkata ngobrol: “Apakah Anda memperhatikan apa yang saya katakan, ‘O Rasul Allah! Kami, rakyat Quraish dulu memiliki tangan atas atas perempuan kami (istri), dan ketika kami datang ke orang-orang yang perempuan berada di atas angin atas mereka … ”
‘Umar menceritakan kisah keseluruhan (tentang istrinya). “Pada Nabi tersenyum,” ‘Umar lebih lanjut berkata,. “Kemudian saya berkata,” Aku pergi ke Hafsa dan berkata padanya: Jangan tergoda untuk meniru temanmu (‘ Aisha) karena ia adalah lebih indah dari Anda dan lebih dicintai kepada Nabi ‘Nabi saw. tersenyum lagi. Ketika aku melihatnya tersenyum, aku duduk dan melirik ke ruangan, dan demi Allah, aku tidak bisa melihat apa-apa yang penting tetapi tiga menyembunyikan. Aku berkata (kepada Rasul Allah) “Invoke Allah untuk membuat pengikutnya sejahtera bagi Persia dan Bizantium telah dibuat sejahtera dan diberi kemewahan duniawi, meskipun mereka tidak menyembah Allah?” Nabi saw sedang bersandar kemudian (dan pada mendengar pidato saya dia duduk tegak) dan berkata, ‘Wahai Ibnu Al-Khatttab! Apakah Anda ragu (bahwa akhirat adalah lebih baik dari dunia ini)? Orang-orang ini telah diberi hadiah dari perbuatan baik mereka di dunia ini hanya “Aku bertanya kepada Nabi.. “Silakan meminta ampun kepada Allah untukku. Nabi tidak pergi ke istri-istrinya karena rahasia yang Hafsa telah diungkapkan kepada ‘Aisha, dan ia berkata bahwa ia tidak akan pergi ke istri-istrinya selama sebulan karena dia marah pada mereka ketika Allah membatalkan (untuk bersumpah bahwa ia tidak akan mendekati Mariyah). Ketika 29 hari berlalu, Nabi pergi ke Aisha pertama-tama. Dia berkata kepadanya, “mengambil Kau bersumpah bahwa kau tidak akan datang kepada kami untuk satu bulan, dan hari ini hanya dua puluh sembilan hari berlalu, seperti yang telah saya menghitung mereka hari demi hari.” Kata Nabi, ‘Bulan ini juga dari dua puluh sembilan hari ‘Bulan Itu. terdiri dari dua puluh sembilan hari. ‘Aisha berkata, “Ketika wahyu Ilahi Pilihan diturunkan, Nabi mulai dengan aku, berkata kepada saya,” Aku mengatakan sesuatu, tetapi Anda tidak perlu terburu-buru untuk memberikan jawaban sampai Anda dapat berkonsultasi orangtuamu. “‘ Aisha tahu bahwa orangtuanya tidak menyarankan untuk berpisah dengan Nabi. Nabi berkata bahwa Allah telah berkata: –
“Hai Nabi! Katakanlah Untuk istri Anda, Jika Anda menginginkan Kehidupan dunia Dan glitter-nya, … kemudian datang! Aku akan membuat ketentuan untuk Anda dan membebaskan Anda Dengan cara yang tampan. Tetapi jika Anda mencari Allah Dan Rasul-Nya, dan The Home of akhirat, maka Sesungguhnya, Allah telah menyediakan untuk orang-orang yang berbuat baik di antara Anda Sebuah pahala yang besar ‘(33,28)’ Aisha berkata., ‘Apakah aku untuk berkonsultasi orang tua saya tentang ini ? Aku memang lebih memilih Allah, Rasul-Nya, dan Rumah akhirat ‘Setelah itu. Nabi memberikan pilihan kepada istri-istri yang lain dan mereka juga memberikan jawaban yang sama sebagai’ Aisha itu. ”

—————————————————————————

TANGGAPAN BINTANG ASYURA :
Sekarang, Nabi istri-istri di kemudian merasa heran dengan tekanan duniawi. Apa yang mereka inginkan adalah rampasan perang, sehingga mereka bisa menjalani hidup mewah seperti Raja, maka Ibnu Umar Al-Khattab mengatakan ini:
“Aku berkata (kepada Rasul Allah)” Invoke Allah untuk membuat pengikutnya sejahtera bagi Persia dan Bizantium telah dibuat sejahtera dan diberi kemewahan duniawi, meskipun mereka tidak menyembah Allah? “Nabi saw sedang bersandar kemudian (dan pada mendengar pidato saya ia duduk lurus) dan berkata, ‘Wahai Ibnu Al-Khatttab! Apakah Anda ragu (bahwa akhirat adalah lebih baik dari dunia ini)? Orang-orang ini telah diberi hadiah dari perbuatan baik mereka di dunia ini hanya “Aku bertanya kepada Nabi”..
Jadi Allah SWT mengungkapkan Ayat:
(Hai Nabi, Katakanlah istri Mu: “Jika hidup di dunia keinginan kamu dan perhiasan, maka marilah supaya aku akan konten Anda dan akan merilis Anda dengan rilis adil.! Tetapi jika kamu ingin Allah dan Rasul-Nya dan kampung akhirat, maka sesungguhnya Allah! dipersiapkan untuk kebaikan di antara kamu pahala yang besar “) (Al-Ahzab 33:28-29).

Bintang Asy Syura 24 Juni jam 5:34
The MURTADIN Hadis yang diposting adalah benar, dan Nabi istri tidak ingin untuk keuntungan duniawi, Nabi memberi mereka pilihan sebagaimana dinyatakan dalam Ayat di atas, tetapi mereka selalu memilih Nabi Muhammad . Yusuf Ali bahkan menegaskan hal ini dengan mengatakan:
“Kita sekarang sampai subyek posisi istri-istri Kemurnian, istri-istri nabi. Posisi mereka tidak seperti itu perempuan biasa atau istri biasa. Mereka punya tugas khusus dan tanggung jawab. Pernikahan hanya muda dari Nabi Suci adalah yang pertama perkawinan-yang dengan Hadhrat Khadijah, yang terbaik dari perempuan dan yang terbaik dari istri. Ia menikah lima belas tahun sebelum ia menerima panggilan untuk menjadi Kerasulan; kehidupan pernikahan mereka berusia dua puluh lima tahun dan pengabdian saling mereka yang mulia, dinilai oleh spiritual serta standar sosial. Selama hidupnya dia tidak punya istri lain yang tidak biasa bagi seorang pria berdiri di antara umat-Nya. Ketika dia meninggal usia adalah 50 dan tetapi untuk dua pertimbangan, ia mungkin tak akan pernah menikah lagi, karena ia yang paling hemat dalam kehidupan fisik. Dua pertimbangan yang diatur pernikahannya kemudian adalah: (1) kasih sayang dan grasi, seperti ketika dia ingin menyediakan bagi penderitaan janda, yang tidak dapat diberikan dalam cara lain dalam tahap masyarakat; beberapa dari mereka seperti Sauda memiliki masalah oleh mantan perkawinan mereka, yang membutuhkan perlindungan, (2) membantu dalam tugas kepemimpinan dengan wanita yang harus diinstruksikan dan disimpan bersama dalam keluarga Muslim yang besar, di mana perempuan dan laki-laki memiliki hak sosial yang sama. Hadhrat Aisha, putri dari Hadhrat Abu Bakar, adalah pintar dan belajar, dan dalam Hadis ia adalah otoritas penting tentang kehidupan Nabi. Hadhrat Zainab, putri Khuzaima adalah khusus ditujukan bagi masyarakat miskin: dia disebut sebagai “Bunda Miskin:. Zainab lainnya, daugher dari Jahsh juga bekerja untuk orang miskin, untuk siapa dia yang diperoleh dari hasil pekerjaan manual-nya, karena ia terampil dalam kulit kulit dalam pekerjaan. Tapi semua istri mereka di posisi tinggi harus bekerja dan membantu sebagai Ibu dari Ummat. Mereka tidak tinggal diam, seperti yang Odalisques, baik untuk kesenangan mereka sendiri atau kesenangan dari suami mereka. Mereka mengatakan di sini bahwa mereka tidak punya tempat di rumah suci jika mereka hanya ingin untuk kemudahan atau glitter duniawi. Jika seperti itu terjadi, mereka akan bercerai dan banyak diberikan untuk. ”
Selanjutnya, Yusuf Ali menyatakan:
“Mereka semua baik-orang yang lalim. Tapi berada di posisi mereka ditinggikan punya tanggung jawab ekstra, dan mereka harus secara khusus berhati-hati untuk debit itu. Dengan cara yang sama pahala mereka akan “besar”, untuk layanan yang lebih tinggi membawa kepuasan spiritual yang lebih tinggi, meskipun mereka diminta untuk menyangkal diri mereka sendiri dari indulgensi biasa kehidupan “.
(Sumber: Al-Qur’an Suci, teks, terjemahan dan komentar oleh Abdullah Yusuf Ali, catatan kaki # 3706, dan 3707)
Maududi menyatakan hal yang sama dalam komentarnya tentang Al-Quran, Sura 33:
“Wacana yang terdapat dalam vv. 28-35 terdiri dari dua bagian. Pada bagian pertama, Allah telah memberikan pemberitahuan kepada istri-istri Nabi saw, yang sabar karena itu keadaan susah, untuk efek: “Pilih antara dunia dan perhiasan, dan Allah, Nabi-Nya dan akhirat. Jika Anda mencari mantan, Anda harus mengatakan begitu terbuka: Anda tidak akan disimpan kembali dalam kesulitan bahkan untuk sehari, namun akan dikirim anggun. Dan jika Anda mencari yang kedua, Anda harus bekerja sama dengan Allah dan Rasul-Nya dan sabar “Di bagian kedua, langkah-langkah awal diambil terhadap reformasi sosial yang perlu sedang dirasakan oleh pikiran dituangkan dalam pola Islam sendiri.. Dalam hal ini, reformasi dimulai dari rumah Nabi saw sendiri dan istri diperintahkan untuk menghindari bersikap dan melakukan diri dalam cara Islam hari-hari pra kebodohan,, untuk tetap di rumah-rumah mereka dengan martabat, dan latihan yang baik hati-hati dalam percakapan mereka dengan pria lain. Ini adalah awal Perintah-perintah purdah. ”
(Sumber: http://www.islamicity.com/mosque/quran/maududi/mau33.html)

Mari kita lanjutkan dengan respon …

The Murtadin berkata:
Hadis di atas sangat penting karena berisi dua hal bersejarah penting. Pertama, hal ini mengungkapkan, dengan pengakuan Omar sendiri, bahwa “Ansari perempuan berada di atas angin atas laki-laki mereka”. Bahkan jika kita menganggap bahwa untuk menjadi berlebihan, jelas bahwa perempuan di Madinah memiliki lebih banyak hak dan kewenangan dari rekan-rekan mereka Quraishy. Mekah, rumah dari suku Quraisy, di mana Omar dan Muhammad berasal dari sebuah kompor agama. Masyarakat yang tinggal di kota-kota yang fanatik agama lebih dari mereka yang tinggal di kota-kota lain. Agama selalu memainkan peran dalam menundukkan perempuan dan merampas hak asasi mereka. Jadi wajar bahwa perempuan di Mekah lebih tenang daripada tinggal di tempat lain di Arabia dan terutama Madinah itu adalah kota kosmopolitan lebih banyak bangsa-bangsa beradab seperti orang Yahudi dan Kristen sebagai penduduknya. Omar Muhammad dan istri menikmati suasana ini membebaskan dan mulai melaksanakan kebebasan relatif mereka. Sikap ini, tentu saja, tidak duduk baik dengan dua orang pembenci wanita dari Mekah, yaitu Omar dan Muhammad dan hadis ini menunjukkan, mereka marah dari istri-istri mereka kebebasan baru ditemukan dan pemberontakan.
Pentingnya hadis ini adalah kenyataan bahwa itu membuktikan bahwa wanita sebelum Islam memiliki kebebasan lebih, yang diambil dari mereka oleh Muhammad dan khalifas misogynistic nya. Ini menjadi jelas bahwa status menyedihkan perempuan dalam Islam bukanlah vonis ilahi tetapi merupakan cerminan dari bagaimana wanita dirawat di Mekah 1400 tahun yang lalu.

Bintang Asy Syura 24 Juni jam 5:35
TAnggapan Bintang asyura:
the murtadin sedang mencoba untuk menunjukkan bahwa hadis menunjukkan bahwa perempuan sebelum Islam memiliki hak lebih! Wanita itu seperti potongan-potongan monopoli sebelum Islam, dan murtadin menyebutnya “kebebasan”.

Diambil dari http://www.iad.org/books/S-women.html

Salah satu tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memberikan evaluasi yang adil terhadap kontribusi apa yang Islam (atau gagal untuk memberikan kontribusi) terhadap pemulihan martabat dan hak-hak wanita. Untuk mencapai tujuan ini, mungkin berguna untuk meninjau secara singkat bagaimana perempuan diperlakukan secara umum dalam peradaban sebelumnya dan agama, khususnya yang didahului Islam (Pra-610 M). Bagian dari informasi yang diberikan di sini, Namun, menggambarkan status perempuan sebagai akhir abad kesembilan belas, lebih dari dua belas abad setelah Islam.
Perempuan dalam Peradaban Kuno
Menggambarkan status perempuan India, Encyclopedia Britannica menyatakan:
Di India, tunduk adalah prinsip pokok. Siang dan malam wanita harus dipegang oleh pelindung mereka dalam keadaan ketergantungan kata Manu. Aturan warisan agnatic, yaitu keturunan yang ditelusuri melalui laki-laki dengan mengesampingkan perempuan.
Dalam kitab suci Hindu, gambaran istri yang baik adalah sebagai berikut: “seorang wanita yang pikiran, ucapan dan tubuh disimpan dalam tunduk, memperoleh kemasyhuran yang tinggi di dunia ini, dan, di akhirat, tempat tinggal sama dengan suaminya.”
Di Athena, perempuan tidak lebih baik daripada baik India atau perempuan Romawi.
“Athena perempuan selalu di bawah umur, sesuai dengan beberapa laki-laki – kepada ayah mereka, saudara mereka, atau untuk beberapa kerabat pria mereka.
persetujuan-nya dalam perkawinan secara umum tidak dianggap perlu dan “dia berkewajiban untuk tunduk kepada keinginan orangtuanya, dan menerima dari mereka suaminya dan tuannya, meskipun dia adalah orang asing baginya.”
Seorang istri Romawi digambarkan oleh seorang sejarawan sebagai: “babe, di bawah umur, bangsal, orang mampu melakukan atau bertindak apapun sesuai selera individu nya sendiri, orang yang terus-menerus di bawah pengawasan dan perwalian suaminya.”
Dalam Encyclopedia Britannica, kita menemukan ringkasan mengenai status legal perempuan dalam peradaban Romawi:
Dalam Hukum Romawi seorang wanita bahkan pada saat bersejarah sepenuhnya tergantung. Jika menikah ia dan harta bendanya jatuh ke kekuasaan suaminya. . . istri itu adalah harta yang dibeli suaminya, dan seperti budak yang diperoleh hanya untuk manfaatnya. Seorang wanita tidak bisa latihan setiap kantor sipil atau publik. tidak bisa menjadi saksi, jaminan, tutor, atau kurator, dia tidak dapat mengadopsi atau diadopsi, atau membuat akan atau kontrak. Di antara para wanita ras Skandinavia adalah:
di bawah bimbingan terus-menerus, baik menikah atau belum menikah. Sebagai akhir sebagai Kode Kristen V, pada akhir abad ke-17, itu berlaku bahwa jika seorang wanita menikah tanpa persetujuan dari tutor nya dia mungkin, jika ia berharap, administrasi dan usufruct barang nya selama hidupnya.
Menurut Common Law Inggris:
… Semua harta benda riil yang dimiliki istri pada saat perkawinan menjadi milik suaminya. Dia berhak atas sewa tanah dan keuntungan apapun yang mungkin dibuat dari operasi real selama hidup bersama pasangan. Dengan berlalunya waktu, pengadilan Inggris menyusun berarti untuk melarang properti mentransfer nyata suami tanpa persetujuan dari istrinya, tetapi ia masih memiliki hak untuk mengelola dan untuk menerima uang yang dihasilkan. Seperti ke properti pribadi seorang istri, kekuasaan suami selesai. Dia memiliki hak untuk menggunakannya sebagai ia melihat cocok.
Hanya dengan akhir abad kesembilan belas melakukan mulai untuk memperbaiki situasi. “Dengan serangkaian tindakan dimulai dengan wanita menikah yang Properti Act pada tahun 1870, yang diubah pada tahun 1882 dan 1887, wanita menikah mencapai berhak memiliki harta dan untuk memasuki kontrak menjadikannya setara dengan perawan tua, janda, dan janda” Sebagai akhir sebagai. Nineteenth Century otoritas dalam hukum kuno, Sir Henry Maine, menulis: “Tidak ada masyarakat yang mempertahankan setiap tingtur lembaga Kristen adalah mungkin untuk mengembalikan kepada perempuan menikah dengan kebebasan pribadi diberikan kepada mereka oleh Hukum Pertengahan Romawi.”
Dalam esainya tunduknya Perempuan, John Stuart Mill menulis:
Kami secara terus menerus diberitahu bahwa peradaban dan Kristen telah dikembalikan ke hak-hak perempuan hanya dirinya. Sementara itu istri adalah hamba sebenarnya suaminya; tidak kurang begitu, sejauh kewajiban hukum berjalan, dari budak biasa disebut.
Sebelum pindah ke Al-Quran keputusan tentang status perempuan, sebuah keputusan mungkin beberapa Alkitab menjelaskan lebih lanjut tentang subjek, sehingga memberikan dasar yang lebih baik untuk evaluasi yang tidak memihak. Dalam Hukum Musa, istri bertunangan. Menjelaskan konsep ini, Encyclopedia Biblica menyatakan: “Untuk mempertunangkan seorang istri untuk diri berarti hanya untuk memperoleh kepemilikan dirinya dengan membayar uang pembelian; yang dipertunangkan adalah seorang gadis untuk siapa uang pembelian telah dibayarkan” Dari sudut hukum. melihat, persetujuan gadis itu tidak diperlukan untuk validasi pernikahannya. “Persetujuan gadis itu tidak diperlukan dan kebutuhan untuk itu adalah tempat yang disarankan dalam Undang-undang.”
Seperti di sebelah kanan perceraian, kita membaca di Encyclopedia Biblica: “Wanita menjadi milik pria, hak untuk menceraikannya berikut sebagai masalah tentu saja” Hak untuk menceraikan hanya diselenggarakan oleh manusia.. “Dalam Mosaic Law perceraian merupakan hak istimewa suami hanya …. ”

Bintang Asy Syura 24 Juni jam 5:35
Posisi Gereja Kristen sampai abad baru-baru ini tampaknya telah dipengaruhi oleh Hukum Musa dan oleh aliran pemikiran yang dominan dalam budaya kontemporer. Dalam buku mereka, Pernikahan Timur dan Barat, David dan Vera Mace menulis:
Jangan ada satu rasa, baik, bahwa warisan Kristen kita bebas dari penilaian menghina tersebut. Sulit untuk menemukan tempat koleksi referensi menurunkan lebih dengan jenis kelamin perempuan dari Bapa Gereja awal menyediakan. Lecky, sejarawan terkenal, berbicara mengenai (wanita ini bentuk insentif sengit yang begitu mencolok dan sangat mengerikan sebagian dari tulisan para Bapa… Itu digambarkan sebagai pintu neraka, sebagai ibu dari semua penyakit manusia. Dia harus malu saat memikirkan bahwa dia adalah seorang wanita. Dia harus hidup dalam pertobatan terus-menerus di rekening kutuk dia telah membawa ke dunia. Dia harus malu gaunnya, karena itu adalah peringatan saat dia terjatuh. Dia harus terutama malu kecantikannya, karena itu adalah instrumen yang paling ampuh setan). Salah satu yang paling pedas dari serangan-serangan pada wanita adalah bahwa Tertulianus: Apakah Anda tahu bahwa Anda masing-masing sebuah Eve? Kalimat Allah pada jenis kelamin Anda hidup di usia ini: rasa bersalah harus kebutuhan hidup juga. Anda gateway iblis: Anda adalah unsealer dari pohon terlarang, Anda adalah desertir pertama dari hukum ilahi, Anda adalah dia yang membujuk dia yang iblis itu tidak cukup berani untuk menyerang. Anda begitu mudah menghancurkan citra Allah, manusia. Pada account gurun Anda – yang adalah maut – bahkan Sop Allah harus mati). Tidak hanya gereja menegaskan status inferior wanita, kekurangan-nya hak-hak hukum dia sebelumnya dinikmati.

Jadi yang berakhir dusta bahwa wanita sebelum Islam memiliki hak lebih.

Juga perhatikan bagaimana Ali Sina bertentangan dengan dirinya sendiri. Dia mengatakan

“… Agama selalu memainkan peran dalam menundukkan perempuan dan merampas hak asasi mereka …”, kemudian pada kalimat berikutnya ia mengatakan “… perempuan di Mekah lebih lembut daripada yang tinggal di tempat lain di Arabia dan terutama Madinah itu adalah lebih kosmopolitan kota memiliki bangsa beradab seperti orang Yahudi dan Kristen sebagai penghuninya … “. Semua orang tahu bahwa Yudaisme dan Kekristenan tidak bangsa, agama mereka. Jadi yang, jika ada, adalah pernyataan yang benar? Apakah agama Yahudi dan Kristen tidak benar-benar agama, terlepas dari apa pengikut mereka percaya? Atau apakah mereka agama yang menurut Sina, semua bertanggung jawab untuk penaklukan perempuan? Jika salah satu dari laporan itu benar, yang lain harus salah.

THE murtadin berkata:
Fakta bahwa ada begitu banyak penekanan dalam Quran dan hadis tentang pentingnya perempuan yang taat kepada suami mereka memang merupakan indikasi dari keinginan Muhammad sendiri untuk mengendalikan istri-istrinya muda dan memberontak. (Lihat Q. 4: 34)

TANGGAPAN Bintang Asyura:
[004:034 Pria] adalah pelindung dan pengembang perempuan, karena Allah telah memberikan satu lagi (kekuatan) dari yang lain, dan karena mereka mendukung mereka dari cara mereka. Oleh karena itu para wanita benar adalah suchi patuh, dan penjaga dalam (laki-laki) tidak adanya apa yang Allah akan menjaga mereka. Adapun orang-orang perempuan pada bagian yang tidak setia kamu takut dan sakit-perilaku, nasihatilah mereka (pertama), (Next), menolak untuk berbagi tempat tidur mereka, (Dan terakhir) mengalahkan mereka (ringan); tetapi jika mereka kembali ke ketaatan, tidak mencari melawan mereka Sarana (jengkel): Untuk Allah Maha Tinggi, yang besar (di atas kamu sekalian).

Aku melihat tidak ada masalah dalam Ayat, jika suami istri mereka mempertahankan, apakah ada masalah Ali Sina? Jika istri tidak melindungi kepentingan suami sementara dia tidak ada, apakah ada masalah Ali Sina? Apakah OKE untuk istri yang akan patuh kepada suami mereka, orang yang mengurus keluarga? Apakah TIDAK apa-apa bagi suami untuk menanggapi perilaku dia?
Untuk melihat lebih mendalam ke dalam ayat ini Anda dapat mengunjungi
http://www.answering-christianity.com/karim/noble_quran_4_34.htm

The murtadin:
Titik penting lain dari Hadis di atas adalah bahwa ia mengungkapkan skandal seksual lain nabi.
Satu hari Muhammad pergi ke rumah istrinya Hafsa putri Umar dan pembantunya menemukan Mariyah menarik. Ia mengirimkan Hafsa ke rumah Omar, mengatakan bahwa dia ingin bertemu dengannya. Ketika Hafsa daun, Muhammad mengambil Mariyah untuk tidur dan bersetubuh dengannya. Sementara itu Hafsa, yang menemukan bahwa ayahnya tidak mengharapkan-nya, pulang ke rumah lebih cepat dari yang diharapkan, dan kecewa padanya menemukan suami termasyhur di tempat tidur dengan maid.She dia menjadi histeria dan melupakan stasiun nabi dia berteriak dan menyebabkan skandal. Nabi memohon padanya untuk tenang dan berjanji untuk tidak tidur dengan Mariah lagi dan dia juga memohon untuk tidak membocorkan rahasia ini untuk else.However siapa pun, Hafsa tidak akan mengendalikan dirinya dan segala sesuatu relay untuk Ayisha yang juga berbalik melawan nabi dan bersama-sama dengan istri yang lain membuatnya banyak penderitaan. Jadi nabi memutuskan untuk menghukum mereka semua dan tidak tidur dengan salah satu dari istri-istrinya selama satu bulan. merampas istri seseorang seksual adalah kelas kedua recomendedn hukuman di Quran. Tingkat pertama adalah menegur, tingkat kedua adalah merampas seks dan tingkat ketiga hukuman yang mengalahkan mereka. Q. 4: 34.

Tanggapan Bintang asyurai:
Saya sudah menanggapi hadis, dan memberikan bukti bahwa Marya adalah isteri Nabi.
Bahkan jika demi argumen, bahwa Hafsah, sudah berjalan di atas Nabi dan Marya, Nabi jelas akan marah pada Hafsa untuk melanggar janjinya. Lihat ini hadis dari Sahih Bukhari

Volumn 003, Buku 043, Hadis Nomor 639.———- —- Narated By ‘Abdullah bin’ Amr: Nabi berkata, “Barangsiapa telah (mengikuti) empat karakter akan munafik, dan siapa pun yang memiliki salah satu dari empat karakteristik berikut ini akan memiliki satu karakteristik dari kemunafikan sampai dia memberikan itu. Tersebut adalah: (1) Setiap kali dia berbicara, dia mengatakan kebohongan, (2) setiap kali ia membuat janji, dia mengelompokkannya, (3) setiap kali ia membuat perjanjian ia terbukti berbahaya; (4) dan setiap kali dia pertengkaran, ia berperilaku impudently dengan cara yang menghina jahat “(Lihat Hadis Nomor 33 Vol.. 1)

Bintang Asy Syura 24 Juni jam 5:36
The Murtadin:
Tentu saja ketika seorang pria memutuskan untuk menghukum istri dengan kekurangan seksual dia bisa memuaskan dirinya dengan istri yang lain. Tetapi kemarahan Muhammad telah membuatnya bersumpah untuk tidak tidur dengan mereka selama satu bulan. Itu tentu saja akan terlalu banyak kesulitan untuk dicintai utusan Allah (damai jiwa rapi nya), sebab itu Allah dalam rahmat-Nya datang membantu nabi dan mengungkapkan Surah Tahrim (Banning). Dalam hal ini Allah Surah Muhammad memarahi karena keras pada dirinya dan untuk menjatuhkan diri dari apa yang benar-benar menyukai dan telah dibuat halal baginya, untuk menyenangkan istri-istrinya.

Ini adalah teks dari Surah Tahrim: Q. 66: 1-5.
1. Hai Nabi! Mengapa Anda melarang (sendiri) yang Allâh telah membuat halal untuk Anda, mencari keridaan istri-istrimu? Dan Allâh Maha Pengampun, Paling Merciful.2. Allâh telah ditetapkan untuk Anda (laki-laki O), pembubaran sumpah Anda. Dan Allâh adalah Anda Maula (Lord, atau Master, atau Pelindung, dll) dan Dia adalah Maha Mengetahui lagi Maha Wise.3. Dan (ingatlah), ketika Nabi (SAW) diungkapkan masalah kepercayaan ke salah satu istri-istrinya (Hafsah), jadi ketika dia mengatakan itu (kepada orang lain yaitu ‘Aishah), dan Allâh membuatnya diketahui, dia diberitahu bagiannya dan bagian kiri. Lalu ketika dia mengatakan dia (Hafsah) daripadanya, dia berkata: “Siapa yang bilang ini” kata? Dia: “Yang Maha Mengetahui lagi Maha All-Aware (Allâh) telah mengatakan kepada saya” 0,4. Jika kalian berdua (istri-istri Nabi SAW, yaitu ‘Aishah dan Hafsah gilirannya dalam pertobatan untuk Allâh, (akan lebih baik untuk Anda), hati Anda memang begitu ingin (untuk menentang apa yang Nabi SAW suka), tetapi jika Anda membantu satu sama lain terhadap dia (Muhammad SAW), maka sesungguhnya Allâh adalah miliknya Maula (Lord, atau Master, atau Pelindung, dll), dan Jibrael (Jibril), dan orang-orang mukmin, dan selanjutnya, para malaikat pembantunya 0,5. Mungkin jika Nabi menceraikan kamu (semua) yang Tuhannya akan memberi dia bukan Anda, istri lebih baik daripada kamu, Muslim (yang tunduk kepada Allâh), beriman, taat kepada Allâh, berpaling kepada Allâh dalam pertobatan, menyembah Allâh tulus, puasa atau emigran (demi Allâh’s), yang sebelumnya menikah dan perawan “Komentar.: Meskipun Muhammad telah berbicara kepada Hafsa, tidak melakukan hubungan seks dengan pembantunya dia tidak bisa menahan godaan. Apalagi sekarang bahwa ia telah mengambil sumpah lain yang tidak tidur dengan semua isterinya itu situasi sulit dan tidak ada orang selain Allah yang bisa membantunya.. Yah, tidak ada yang mustahil bila Anda adalah nabi Allah. segala sesuatu Tinggalkan di tangan Yang Mahakuasa dan membiarkan dia mengurusnya . Dan itulah yang terjadi. Allah sendiri turun tangan dan memberinya lampu hijau untuk mengikuti keinginan hatinya. Dalam Surah Tahrim Allah berlisensi nabi tercinta untuk memiliki teman kencan dan tidak memperhatikan istri-istrinya. Apa yang dapat nabi meminta lebih Allah begitu khawatir kesenangan duniawi Muhammad bahwa ia bahkan diizinkan untuk istirahat SEMUA PRIA sumpah mereka sebagai suatu karunia Alhamdulillah!. AllahuAkbar! Subhanillah. Apakah tidak besar Allah?

Bintang Asyura:
the murtadin hanya tidak masuk akal. Dengan masuk sendiri, Nabi abstain dari seks selama hampir sebulan. Yang menunjukkan bahwa Nabi bukanlah predator seksual sebagai anti Agama Islam seperti Ali Sina yang paling menggambarkan dirinya.
Kedua, penafsiran ayat tersebut akan segera diberikan dalam membaca artikel sehingga ….

the murtadin berkata:
Hal ini juga patut disebutkan bahwa Muhammad yang datang untuk mengetahui bahwa Hafsa tidak mengungkapkan rahasia untuk Aisha, berbohong padanya dengan berpura-pura bahwa Allah yang menyuruhnya begitu (Ayat 3) sedangkan dia benar-benar belajar dari Ayisha. Tapi tentu saja Muhammad bukan penulis Quran. Ini adalah Allah sendiri yang berbohong untuk nabi-Nya.
Dalam reaksi terhadap ayat-ayat di atas, Ayisha, yang tidak hanya muda dan cantik tapi juga cerdas, dilaporkan telah berkata kepada Muhammad, “Allah mau Anda bergegas datang untuk membantu Anda!”

Tanggapan Bintang Asyurai:
Kami belum melihat referensi yang diajukan oleh Ali Sina untuk membuktikan ini, jadi saya tidak akan tahu bagaimana merespon kembali ke kecuali aku melihat referensi yang pertama.

the murtadin berkata:
Cerita di atas pasti juga memalukan bagi pengikut Muhammad bahkan ketika mereka menelan tanpa berpikir semua yang memberitahu mereka. Jadi, mereka membuat Hadis lain untuk menjelaskan ayat-ayat dari Quran yang sudah dijelaskan oleh Omar.
Sahih Muslim Buku 009, Nomor 3496:
‘Aisha (Allah senang dengan dia) diriwayatkan bahwa Rasul Allah (semoga damai besertanya) digunakan untuk menghabiskan waktu dengan putri Zainab dari Jahsh dan meminum madu di rumahnya. Dia (‘Aisha lebih lanjut) berkata: Saya dan Hafsa setuju bahwa seseorang yang Rasul Allah (semoga damai besertanya) akan kunjungan pertama harus mengatakan: Saya melihat bahwa Anda memiliki bau dari Maghafir (permen karet dari mimosa). Dia (Nabi Suci) mengunjungi salah satu dari mereka dan ia berkata kepadanya seperti ini, lalu ia berkata: Aku telah mengambil madu di rumah Zainab binti Jabsh dan aku tidak akan melakukannya lagi. Ia saat ini (bahwa ayat berikutnya diturunkan): “Kenapa kau terus harus dilarang apa Allah halalkanbagi kamu … (sampai). Jika Anda berdua Aisha (‘dan Hafsa) kembali kepada Allah “sampai dengan:” Dan ketika Nabi saw menceritakan informasi terhadap salah satu istri-istrinya “(lxvi. 3). Hal ini merujuk kepada-Nya berkata: Tapi aku telah mengambil madu.
Juga Sahih Muslim Buku 009, Nomor 3497:

Tanggapan Bintang Asyura:
Ini adalah hadits otentik bahwa the murtadin tidak dapat menyangkal. Ketika ada narasi yang mendukung pandangan-pandangannya, ia menerima mereka dan jika ada narasi yang bertentangan dengan pandangannya, ia menerima mereka. Ini tidak logis.

Yusuf Ali dalam komentarnya mengatakan

66. 1: C5529. rumah tangga Nabi tidak seperti rumah tangga lainnya. Para istri-istri Kemurnian diharapkan untuk memegang standar yang lebih tinggi dalam perilaku dan keengganan dari perempuan biasa, karena mereka punya pekerjaan yang lebih tinggi untuk melakukan. Lihat n. 3.706 untuk xxxiii. 28. Tapi mereka setelah semua manusia, dan tunduk pada kelemahan seks mereka, dan mereka kadang-kadang gagal. Para komentator biasanya menyebutkan insiden berikut sehubungan dengan wahyu ayat-ayat ini. Hal ini diriwayatkan dari ‘Aisyah, istri nabi (damai padanya) oleh Bukhari, Muslim, Nasai. Abu Dawud dan lainnya bahwa Nabi suci biasanya mengunjungi semua istrinya sehari-hari setelah ‘Doa Ashar. Setelah Kebetulan ia tinggal lebih lama dari biasanya di perempat dari Zainab binti Jahsh, karena ia telah menerima dari suatu tempat beberapa madu yang nabi sangat menyukai. “Pada” ini, kata ‘Aisyah, “Aku merasa cemburu, dan Hafsa, Sawda, Safiya, dan aku setuju di antara kami sendiri bahwa ketika ia mengunjungi kami masing-masing dari kita akan mengatakan bahwa bau aneh keluar dari mulut-Nya sebagai hasil dari apa yang ia makan, karena kita tahu bahwa ia sangat peka terhadap serangan bau “. Jadi, ketika istri-istrinya mengisyaratkan hal itu, ia bersumpah bahwa ia tidak akan lagi menggunakan madu. Kemudian ayat-ayat ini diturunkan mengingatkannya bahwa ia tidak harus menyatakan kepada dirinya sendiri melanggar hukum yang Allah telah halal baginya. Yang penting untuk diingat adalah bahwa ia sekaligus diperbaiki oleh wahyu, yang memperkuat fakta bahwa para nabi selalu di bawah perlindungan ilahi, dan bahkan selang kecil di bagian mereka tidak pernah meninggalkan uncorrected.C5530. Tender kata-kata peringatan yang ditujukan kepada istri-istri di xxxiii. 28-34 menjelaskan situasi yang jauh lebih baik daripada komentar dapat mengekspresikan. Jika Nabi suci telah menjadi suami hanya dalam arti istilah biasa, dia tidak bisa bertahan bahkan keseimbangan antara perasaan pribadi dan tugas publik. Tetapi ia bukan suami yang biasa, dan dia meninggalkan penolakan pada realisasi tentang tugas yang lebih tinggi dengan yang telah dibebankan, dan yang diperlukan konsiliasi dengan firmness.Yusuf Ali Commentary dari QuranTrans
1) Apa artinya bila dikatakan: 1. Hai Nabi! Mengapa Anda melarang (sendiri) yang Allâh telah membuat halal untuk Anda, mencari keridaan istri-istrimu? Dan Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Berikut adalah apa yang Ibnu Katsir mengatakan:

Diambil dari http://www.tafsir.com/default.asp?sid=66&tid=54321

Bintang Asy Syura 24 Juni jam 5:37
Al-Bukhari mencatat bahwa `Ubayd bin` Umayr berkata bahwa ia mendengar `Aisyah menyatakan bahwa Rasulullah digunakan untuk tinggal selama jangka waktu di rumah Zainab binti Jahsh dan meminum madu di rumahnya. (Dia berkata) “Hafsah dan saya memutuskan bahwa ketika Nabi masuk pada salah satu dari kita, kita akan berkata, ‘Aku mencium bau Maghafir pada Anda. Apakah engkau makan Maghafir “Ketika ia masuk pada salah satu dari kami, ia berkata demikian. Dia menjawab (padanya),
Tidak, tapi aku minum madu di rumah Zainab binti Jahsh, dan aku tidak akan pernah minum lagi) “. Lalu setelah terungkap
(Hai Nabi, mengapa kamu fobid yang Allah telah diperbolehkan untuk Anda) sampai dengan
(Jika Anda berdua bertobat kepada Allah, hati Anda cenderung memang begitu;) dalam referensi ke `Aisyah dan Hafsah.

2) Apa artinya bahwa Nabi diungkapkan sesuatu secara rahasia? Heres apa Ibnu Katsir menyatakan:
Dan (ingatlah), ketika Nabi diungkapkan masalah kepercayaan ke salah satu istri-istrinya,) yang mengacu pada ini mengatakan
(Tapi aku punya madu mabuk) Ibrahim bin Musa. Mengatakan bahwa Hisyam mengatakan bahwa hal itu juga berarti mengucapkan nya,
(Aku tidak akan minum lagi, saya telah mengambil sumpah itu Oleh karena itu, jangan memberitahu siapa pun tentang hal itu..)

the murtadin berkata:

Pertama madu semua tidak berbau buruk.

Tanggapan Bintang Asyurai:
Sina benar dalam arti dalam madu yang tidak berbau buruk. Tapi dia mengutip hadits tidak bilang begitu. Ia mengatakan bahwa mughafir, yang hadis memberitahu kita adalah permen karet dari pohon Mimosa, bau buruk.

Untuk bukti lihat apa yang Ibn Kathir mengatakan

Al-Bukhari juga mencatat hadis ini dalam kitab Perceraian; lalu ia berkata, “Al-Maghafir adalah jenis getah, dan di Ar-Rimth (sejenis jeruk) rasanya manis …” Al-Jawhari berkata, ” The `Urfut adalah pohon berbagai semak, yang mengeluarkan Maghfur” Muslim dikumpulkan ini Hadis dari `Aisyah dalam Kitab Perceraian dalam kitab Sahih-nya, dan kata-kata itu adalah. sama seperti Al-Bukhari dalam Kitab Sumpah. Dalam Kitab Perceraian, Al-Bukhari mencatat bahwa `Aisyah berkata,” Rasulullah suka permen dan madu. Setelah melakukan doa `Ashar, ia digunakan untuk mengunjungi istri-istrinya, akan dekat dengan mereka. Jadi dia pergi ke Hafsah, putri Umar, dan tinggal bersamanya lebih dari tinggal biasa. Aku (`Aisyah) menjadi cemburu dan bertanya tentang itu. Dikatakan kepada saya, `Seorang wanita dari keluarga mengirim dia sebuah kapal kecil madu sebagai hadiah, dan ia memberi minum kepada Rasul Allah terbuat dari itu” Aku berkata, ‘Demi Allah, kami akan merancang sebuah plot terhadap dia. “kata. Aku untuk Sawdah binti Zam` ah, `Ketika Messenger kunjungan Anda dan menarik dekat dengan Anda, katakan kepadanya, ‘Apakah engkau makan Maghafir’ Dan ketika ia berkata kepada Anda,` Tidak ‘, kemudian bertanya kepadanya,’ Apakah bau ini Ia akan berkata kepada Anda, `Hafsah telah memberi saya minum madu” Kalau begitu kau harus berkata kepada dia, `The lebah mungkin dimakan dari Urfut, dan saya juga akan mengatakan hal yang sama kepadanya.. Safiyyah, Anda juga harus mengatakan ini ‘Sawdah kemudian berkata,’ Itu adalah karena paksaan bahwa aku telah memutuskan untuk menyatakan bahwa yang Anda katakan kepada saya, segera, demi Allah, dia berdiri di pintu saya “Jadi ketika Rasulullah datang mendekat.. Dia , dia berkata, Rasulullah `O Allah! Apakah Anda makan Maghafir “Dia bilang, ‘No’ Dia berkata lagi, ‘Lalu apa ini bau” Dia berkata,
(Hafsah memberi saya minum madu) Dia berkata, ‘mungkin lebah makan dari `Urfut..’)” `Aisyah melanjutkan,” Ketika dia datang kepada saya, saya mengatakan hal yang sama kepadanya. Dia kemudian mengunjungi Safiyyah dan dia juga mengatakan serupa dengan dia. Ketika ia kembali mengunjungi Hafsah, dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, sebaiknya saya tidak memberi Anda bahwa (minuman) “Dia berkata,
(Saya tidak membutuhkannya) Sawdah berkata, `. Demi Allah! Kami telah mencegah dia dari minum madu “Aku berkata padanya,` Diam.! “‘Muslim juga mencatat hadis ini, tetapi kata-kata ini dari Al-Bukhari. Dalam riwayat Muslim, ‘Aisyah berkata, “Rasulullah dulu benci untuk memiliki bau tak sedap datang dari dia” ini adalah mengapa mereka menyarankan kepadanya bahwa dia makan Maghafir, karena menyebabkan bau tak sedap. Ketika ia berkata,
(Tidak, saya telah madu) Mereka berkata bahwa lebah makan dari sebuah pohon yang disebut Al-`Urfut, yang telah permen Maghafir, mendoktrin bahwa ini adalah alasan di balik bau buruk mereka mengklaim datang dari dia.. Narasi yang terakhir, yang dikumpulkan melalui `Urwah dari` Aisyah, menyebutkan bahwa Hafsah yang memberi Nabi madu. Dalam riwayat lain dikumpulkan dari `Ubayd bin` Umayr, dari `Aisyah, Zainab binti itu Jahsh yang memberi madu kepada Nabi, sementara` Aisyah dan Hafsah adalah komplotan. Allah mengetahui yang terbaik. Beberapa mungkin mengatakan bahwa mereka adalah dua insiden terpisah. Namun, tidak mungkin bahwa Ayat tersebut mengungkapkan tentang kedua insiden, jika memang mereka adalah dua insiden terpisah. Allah mengetahui yang terbaik. Sebuah Hadis bahwa Imam Ahmad dikumpulkan dalam Musnad menyebutkan bahwa `Aisyah dan Hafsah adalah komplotan. Imam Ahmad mencatat bahwa Ibn `Abbas berkata,” Aku sangat ingin bertanya `Umar tentang dua wanita di antara istri-istri Nabi, tentang siapa Allah berfirman,

the murtadin berkata:
utk di atas semua itu terbayangkan bahwa insiden sepele seperti madu minum dapat menyebabkan semacam pergolakan dalam rumah tangga nabi ke memperpanjang bahwa ia memutuskan untuk menceraikan semua istrinya atau menghukum mereka selama satu bulan dengan tidak tidur dengan mereka.

Tanggapan bintang Asyurai:
Bukan minum madu yang menyebabkan Nabi (saw) menjadi senang dengan istri-istrinya, tetapi kecemburuan yang ditampilkan oleh mereka karena mereka merasa bahwa ia memberi terlalu banyak perhatian kepada Zainab, dan rahasia mereka berkomplot melawan dia dalam rangka untuk membuat Dia menghabiskan waktu kurang dengannya.

Kesimpulan
Kami datang dengan penutupan artikel, tapi kita cenderung bertanya kepada diri sendiri, WAS IT JUST DARI SEMUA KARENA MADU? Tidak, tidak, itu lebih. Seperti yang bisa dibaca, Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an dalam Surah At-Tahrim:
4. Jika kalian berdua (istri-istri Nabi SAW, yaitu ‘Aishah dan Hafsah gilirannya dalam pertobatan untuk Allâh, (akan lebih baik untuk Anda), hati Anda memang begitu ingin (untuk menentang apa yang Nabi SAW suka), tetapi jika Anda membantu satu sama lain terhadap dia (Muhammad SAW), maka sesungguhnya Allâh adalah miliknya Maula (Lord, atau Master, atau Pelindung, dll), dan Jibrael (Jibril), dan orang-orang mukmin, dan selanjutnya, para malaikat pembantunya .
Bahwa Istri Nabi (S) digunakan untuk berkomplot melawan dia. Mereka cenderung untuk menentang apa yang Nabi (S) menyukai, dalam kasus ini madu, dan berbohong padanya. Sekali lagi, alasan utama mengapa Nabi marah karena Hafsah mengingkari janji dan saat aku menunjukkan dalam hadis sebelumnya, melanggar janji adalah salah satu dosa besar dalam Islam.

Kami berdoa bahwa MURTADIN DAN CS (KRISTEN) menjadi seorang Muslim lagi, Semoga Allah SWT membawanya ke Islam … …. Amin!

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar